20090427

sex bebas = AIDS



Apa yang dimaksud sex bebas menurut anda? Sex bebas adalah hubungan sexual yang di lakukan pra nikah (tanpa menikah), Sering berganti pasangan.

Bahasa yang ditimbulkan oleh Sexs Bebas adalah:
1. Mati
2. Terkena Virus AIDs/HIV

UPAYA PENGHAMBATAN AIDS/HIV

Penularan HIV secara seksual dapat dicegah dengan:
  • berpantang seks
  • hubungan monogami antara pasangan yang tidak terinfeksi
  • seks non-penetratif
  • penggunaan kondom pria atau kondom wanita secara konsisten dan benar


Cara tambahan yang lain untuk menghindari infeksi:

  • Bila anda seorang pengguna narkoba suntikan, selalu gunakan jarum suntik atau semprit baru yang sekali pakai atau jarum yang secara tepat disterilkan sebelum digunakan kembali.
  • Pastikan bahwa darah dan produk darah telah melalui tes HIV dan standar standar keamanan darah dilaksanakan.

Efektifitas kondom sangat tinggi bila dipakai secara benar dan disiplin, dengan tingkat keberhasilan mencapai 95% dalam pencegahan kehamilan dan dapat digunakan oleh semua pria/suami yang tidak alergi terhadap karet/latex.kondom yang kini dirancang untuk wanita adalah kondom yang dirancang khusus untuk digunakan oleh perempuan yang berbentuk tabung silinder yang dimasukkan ke dalam vagina. Kondom wanita memiliki desain yang pas untuk organ vital perempuan yang konon lebih enak digunakan daripada kondom pria. dan sekali lagi perhatiannya BUKAN karena adanya kondom kita bisa seenaknya melakukan sex bebas. tetapi pencegahan penularan penyakit kelamin.


Oleh karena itulah, orang tua disini mempunyai peran yang sangat penting, dengan memberikan pendidikan dan pemahaman seks yang tepat kepada anak-anak mereka. Walaupun sebenarnya masyarakat (orangtua) masih memandang tabu untuk memberikan pendidikan, pengarahan sex kepada anak. Padahal hal ini akan berakibat remaja mencari informasi dari luar yang belum tentu kebenaran akan hal sex tersebut dan bias-bisa menjerumuskan remaja kepada sex bebas.

Disini dibutuhkan kesadaran bersama, seluruh elemen bangsa terutama kepada remaja dan orangtua, akan bahaya sex bebas, yang menjurus dengan HIV/AIDS, pendekatan pendekatan penting, harus dilakukan dari kacamata hukum positif ataupun agama. Jika tidak ingin generasi kita musnah, oleh HIV/AIDS yang nyata-nyata menghancurkan. dan kita sudah dihadapkan dengan beberapa kasus yang menunjukan bahaya sex bebas

postingan kali ini tidak mengajarkan sex bebas di lingkungan anda

4 komentar:

Niff on 2 Mei 2009 pukul 09.03 mengatakan...

eh tapi km jg ga sex bebas to pli?

masnoer on 24 Mei 2009 pukul 10.29 mengatakan...

pertamaxx SEX bebas juga enak bagi kalangan remaja tApi keluhan nya nanti kalau sudah kena dampaknya

kipli on 25 Mei 2009 pukul 17.51 mengatakan...

@masnoer: la kui...sex memang enak(ssst...) tapi dampak dari itu semua tolong pikir 2x

@Niff: ssssst.....ngko curhat ae kang ckikikiki

herizal alwi on 22 Januari 2012 pukul 15.58 mengatakan...

Menjamurnya lokalisasi, warung remang-remang, hotel “short time” atau losmen “esek-esek”, salon plus plus, panti pijat plus, sauna plus, karaoke plus plus, atau diskotek dengan layanan khusus/VIP, setidaknya bisa dijadikan cermin perilaku (seks) masyarakat kita. Layaknya hukum dagang yang mengacu pada permintaan dan penawaran, demikian juga yang terjadi dalam layanan plus-plus. Tingginya jumlah pria hidung belang, maka menjamur pula wanita jalang pemburu uang.

“Industri” seks pun merambah berbagai profesi: kapster, SPG, conter girl, sales marketing, hostes, caddy, bartender, waitress restoran, scoregirl, sekretaris, fotomodel, peragawati, artis, mahasiswi hingga siswi, siap menjadi gadis-gadis order, yang siap “dibawa” para “kumbang”.

Terjunnya mereka di dunia seks komersial umumnya dilatarbelakangi ekonomi, meski ada juga yang awalnya yang “terlanjur” karena pernah jadi korban “lelaki”. Bahkan, faktanya dalam hal melacurkan diri ini, kini bukan hanya persoalan perut, bukan soal “menafkahi” keluarga, namun sudah perkara memenuhi gaya hidup. Hedonisme menjadikan mereka memburu kesenangan belaka. Asal bisa gonta ganti hp dan kendaraan, membeli busana bermerek dan aksesori mahal, mereka rela mengorbankan kehormatan diri atau menjadi simpanan bos-bos dan om-om.

Tuturan di atas baru sebatas “jual beli”. Yang melakukan seks atas dasar suka sama suka, sex just for fun, atau sekadar mencari kepuasan pribadi, tentunya lebih banyak. Remaja/wanita hamil di luar nikah ada di kanan kiri kita, perselingkuhan sudah sering kita dengar, video mesum juga sudah bukan berita heboh lagi. Masyarakat seakan sudah abai atau malah justru permisif. Jika dahulu orang tua seperti dicoreng aibnya ketika anak perempuannya hamil di luar nikah, sekarang banyak orang tua yang justru bersikap biasa saja, bahkan cuek.

Pacaran zaman sekarang juga jauh lebih “canggih”, karena remaja sekarang lebih paham tentang hal-hal yang terkait reproduksi, bahkan paham bagaimana menghindari cara dan waktu berhubungan seks yang berpotensi kehamilan.

Tak berhenti hingga di sini. Seks bebas juga berkembang menjadi perilaku seks menyimpang: pesta seks, arisan seks, private party, incest (hubungan seks sedarah), hingga homoseksual. Lebih ironis, komunitas “maho” (manusia homo) berkedok demokrasi seks malah melembaga di negeri ini, mewujud dalam organisasi GAYa NUSANTARA.

Padahal, yang namanya kasus-kasus menyimpang soal seks seperti fenomena gunung es; di permukaan saja sudah memiriskan hati, apalagi yang tidak tampak. Perkembangan teknologi (TV, internet, HP, dsb) yang mengekspos budaya mempertontonkan aurat menjadi sarana “ampuh” dalam menimbun hasrat seksual para remaja. Alih-alih disalurkan pada tempatnya (baca: menikah), yang terjadi, kejahatan seksual seperti pemerkosaan dan sodomi, malah merebak di mana-mana.

Sistem pendidikan yang menempatkan agama sebagai suplemen, menjadikan anak bangsa ini miskin ilmu dan iman. Hal ini juga didukung dengan lemahnya pengawasan orang tua dan minimnya amar ma’ruf nahi mungkar.

Ironi memang sedemikian bebasnya seks bebas di negeri yang mayoritas muslim ini. Bagi orang tua yang membiarkan putrinya bebas bergaul dengan laki-laki, bagi “ustadz-ustadz cinta” yang menghalalkan pacaran, bagi “dai-dai gaul” yang diam seribu bahasa dengan maraknya perzinaan di negeri ini, sadarlah, seks bebas mengepung kita!

Komentar:

Hendaklah kita bertaqwa kepada Allah, kemudian membentengi diri dan keluarga kita dari perbuatan keji dan mungkar. Ya Allah jauhkanlah kami dan keluarga kami dari perbuatan keji dan mungkar, baik yang nampak maupun yang tersembunyi.

 

Bontot@Repot Design Copyright © 2008 Black Brown Art Template by Ipiet's Blogger Template